faiz khotib

Jumat, 18 Januari 2008

MULAILAH DENGAN HAL YANG KECIL

MULAILAH DENGAN HAL YANG KECIL

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Salam silaturrahmi selalu saya ucapkan,
Marilah kita bersyukur kepada Allah S.W.T. Yang telah berkenan memberi karunia umur panjang kepada kita, sehingga kita bisa menikmati kembali hidup di tahun yang baru Islam, yaitu tahun baru Hijriyah, dengan iringan do’a semoga Allah SWT menambah kekuatan kepada kita semua dalam meningkatkan amal bakti (ibadah kepadaNya), melebihi Amalan-amalan atau ibadah-ibadah di tahun-tahun yang lalu.
1 Muharram adalah menjadi awal perhitungan tahun dalam Islam, penetapan ini dimulai ketika sahabat Umar bin Khathab menjadi khalifah kedua setelah wafatnya Rasulullah SAW. Keputusan kaum muslimin menetapkan 1 Muharram menjadi awal tahun (tahun baru Islam), karena di dalamnya terkandung kepentingan dan hikmah yang sangat besar dalam rangka berusaha menyebarluaskan ajaran agama Islam, dan tegak terlaksananya ajaran Islam tersebut, baik pada zaman pra Islam ataupun sekarang. Tahun baru Hijriyah mengambil pedoman atas peristiwa yang sangat bersejarah yaitu peristiwa perjuangan Rasulullah dalam menyiarkan agama Islam melalui perintah (wahyu) Allah kepada nabi Muhammad SAW. Untuk pindah ( hijrah ) meninggalkan kota kelahirannya dan dibesarkannya beliau yaitu kota Makkah menuju kota Madinah ( semula Yatsrib). Dan di dalam perintah Allah tentang hijrah ini, terkandung makna yang sangat dalam yaitu pindah yang diartikan juga sebagai bentuk perubahan. Apalah artinya berbagai kemeriahan dalam menyambut datangnya pergantian tahun jika dalam diri kita tidak sesuatupun yang bertambah ataupun berubah. Mungkin kita tidak sadar bahwa datangnya tahun baru itu pertanda bahwa umur kita juga ikut bertambah, ada sebagian masyarakat kita yang merayakan bertambahnya umur dengan pesta pora atau hura-hura, semestinya kita itu memperbanyak istigfar atau paling tidak Muhasabah ( evaluasi diri ). Seperti yang dijelaskan oleh KH. A. Mustofa Bisri disebuah harian Jawa Pos pada tanggal 10 Januari 2008, bahwa untuk melakukan Muhasabah minimal kita melakukan sekali dalam setahun. Jika tidak, insya Allah kita hanya akan mengulang-ulang apa yang sudah; atau bahkan lebih buruk dari pada yang sudah. Padahal ada dawuh: “Barang siapa yang hari-harinya sama, dialah orang yang merugi; Barang siapa yang hari-harinya lebih buruk dari pada kemarinnya, celakalah orang itu”.
Apa yang kita saksikan di negeri ini, kita mungkin bisa menyimpulkan sendiri betapa musibah tidak ada habis-habisnya di negeri tercinta kita ini, mulai dari banjir, tanah longsor, air laut pasang, gempa bumi dan lain-lain sebagainya. Kita mungkin bisa berkata, itulah fenomena alam yang biasa terjadi setiap tahun. Oke ! no problem, tapi seharusnya kita dapat berkaca dari pengalaman yang sudah terjadi, adanya banjir dikarenakan penggundulan hutan secara besar-besaran, yang sampai kini pelakunya masih bisa bebas tertawa dan bercanda, adanya air laut pasang diakibatkan oleh penggundulan hutan bakau yang pada akhirnya disulap menjadi perumahan mewah, dan masih banyak lagi kejadian buruk yang menimpa saudara-saudara kita, itu semua tak lepas dari ulah tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Benar apa yang dikatakan oleh Allah dalam Al qur’an,”bahwa telah nampak kerusakan diatas muka bumi, dikarenakan oleh ulah manusia itu sendiri”, Oleh karena itu, sudah saatnya kita bisa berubah, mumpung kita masih diberikan umur pajang, badan sehat, pikiran cerdas dan jiwa yang kuat, yuk.. berubah dong. Mulailah dengan hal-hak kecil, seperti membuang sampah pada tempat yang telah disediakan, memelihara tanaman di rumah masing-masing dan masih banyak lagi hal-hal kecil yang bisa kita lakukan, yang penting ada kemauan untuk peduli pada alam tempat kita bernaung. Dan insya Allah akan berguna bagi masa depan anak cucu kita dan yang jelas akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Amiin
Ust. Ismulyadi Yunus

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda